Rabu, 05 Februari 2014

Naskah Drama Romantic Komedi "TEJO SI TOMPEL SEKSI"

TEJO SI TOMPEL SEKSI
Pada suatu hari di sebuah desa terpencil nan jauh dari kerumunan manusia elit di kota, tinggalah rakyat-rakyat yang hidup rukun, adil, dan makmur yang dipimpin oleh raja yang sangat bijaksana Raja Edward (singkatan dari Edi Wardiman) dan istrinya Ratu Enn (Sebenarnya namanya Endang tapi beliau lebih sering dipanggil “Enn”). Desa Bahagia Selalu Selamanya Sampai Kapanpun biasa disingkat BSSSK itulah nama desa tersebut , nama yang alay…
Semua warga mengaggumi Raja Edward termasuk Tejo. Tejo adalah seorang pedagang sayur yang tinggal di sebuah gubuk sederhana berlantaikan tanah dengan ibu nya yang bernama mak Ijah dan abangnya yang bernama Jono (namun lebih sering dipanggil John, agar terdengar lebih mengesankan katanya). Tejo Lebih dikenal dengan sebutan Bang Tomsi (singkatan dari Tompel Seksi) karena di pipi sebelah kanannya terdapat tompel yang berdiameter kira-kira 3 cm.
Tejo : “Mak aku pulang”
Mak Ijah : “Tejo, ayo makan dulu le. Tapi mak Cuma masak sayur asem sama tahu goreng”
Tejo : “Nggak papa mak ini aja udah Alhamdulillah, Jono mana mak?”
Mak Ijah : “Jangan panggil dia Jono nanti marah itu anak. Tuh lagi beli pulsa di pak Edi, katanya dia udah 7 jam gak buka Facebook gara-gara pulsanya abis”
Tejo : “Eh iya lupa bang John maksut Tejo. Emang kenapa sama facebooknya mak?”
Mak Ijah : “Gatau katanya dia mau update status”
Tejo : “Lhailah… Sealay itukah abangku mak? Katanya itu anak gak punya uang”
Mak Ijah : “Ya begitulah abangmu”
Tejo : “Sudahlah biarkan saja mak , namanya juga bang John. Bukan bang John namanya kalo nggak alay”
Mak Ijah : “Yasudah, ayo di makan dulu makananmu itu sebelum dingin nasinya”
Tejo : ”Iya mak”
Tejo pun melahap sayur asem dan tahu gorengnya itu sampai habis, mungkin hari ini ia bekerja terlalu berat sampai-sampai makannya seperti orang yang belum makan selama tujuh hari karena saking lahapnya.
Sementara di kerajaan terjadi masalah. Raja Edward dan Ratu Enn bingung dengan keadaan putri kesayangannya, Putri Anastasya. Sudah seminggu ini Putri Anastasya menangisi kebatalan penikahannya dengan pangeran Henri karena pangeran Henri selingkuh. Putri Anastasya terus menangis, dan menangis mungkin kalau bisa di ukur airmatanya sudah 10 liter. Raja Edward bingung harus melakukan apa supaya putri kesayangannya ini berhenti menangis. Sudah berbagai cara beliau lakukan agar putrinya berhenti menangis dari mengajaknya berbicara sampai hal-hal konyol seperti menari balet dengan memakai pakaian badut di depan putrinya. Namun tetap hasilnya nihil, putrinya tetap menangis, menangis, dan menangis. Raja Edward pun mulai putus asa dan kehabisan akal.
Raja Edward : “Aku harus bagaimana permaisuriku? Aku benar-benar pusing memikirkan putri kita ini. Aku tidak tega melihat putri kita menangis terus menerus”
Ratu Enn : “Hmmmm….Bagaimana kalau kita mengadakan sayembara?”
Raja Edward : “Sayembara apa permaisuriku?”
Ratu Enn : “Sayembara untuk semua bujang di desa ini, siapa yang bisa menghentikan tangisan sang putri maka ia berhak menjadi suami sang putri. Bagaimana paduka?”
Raja Edward : “Ide yang bagus permaisuriku, tapi apa tidak apa-apa jika putri harus menikah dengan warga desa disini?”
Ratu Enn : “Ya tidak apa-apa Paduka Raja, lagipula semua warga di desa ini baik-baik. Kita tidak perlu melihat latar belakang mereka berasal dari keluarga mana, yang penting adalah ketulusan hatinya dan bisa menghentikan tangisan sang putri”
Raja Edward : “Baiklah permaisuri besok aku akan umumkan ke semua warga desa. Aku akan menyuruh semua pengawal untuk mengumpulkan semua warga desa”
Ratu Enn : “Baiklah paduka , aku akan memberitahukan berita ini pada putri kita”
Raja Edward : “Terimakasih atas saranmu permaisuriku, aku memang tidak salah memilih seorang istri. Semoga kali ini aku juga tidak salah memilihkan calon suami untuk putri kita”
Ratu Enn : “Sama-sama paduka. Paduka Raja nggombal deh…”
Ratu Enn pun memberitahukan rencana sayembara ini pada putrinya dengan hati-hati, ia tak ingin salah kata dan membuat tangisan putrinya itu semakin menjadi-jadi.
Tookk….tookk…tokk…..
Putri Anastasya : “Huuu…huuu…huuuu….siapa? huhu…. Masuk saja tidak dikunci kok huhuhu….” (Sambil menangis terisak-isak)
Ratu Enn : “Ini ibunda anakku”
Putri Anastasya : “Ada apa ibunda? Huhuhuhuhu”
Ratu Enn : “Ibunda ingin memberitahukan sesuatu anakku”
Putri Anastasya : “Se…sesuatu apa ibunda? Huhuhuhu”
Ratu Enn : “Ibunda kemari ingin memberitahukan rencana ibu dan ayahanda tentang sayembara yang akan kami laksanakan untukmu putri”
Putri Anastasya : “Huu…huu…Sayembara apa ibunda huhuhu….?”
Ratu Enn : “Sayembara untuk semua bujang di desa ini, siapa yang bisa menghiburmu dan membuatmu tidak galau lagi maka ia berhak menjadi suamimu. Bagaimana? Kamu setuju nggak sayang?”
Putri Anastasya : “Huu…huuu….. tapi kalau nggak ada yang bisa ngehibur aku gimana dong ibunda? Huuhuhuhuhuhuuuu….”
Ratu Enn : “Pasti ada sayaaaang percaya sama ibunda, warga desa disini banyak loh yang bujang”
Putri Anastasya : “Huuuhuu….Baiklah ibunda, semoga saja. Huuuhuuu… aku pasraahh. Huhuhuuu”
Ratu Enn : “Iyaaasudahh cuupp…cuupp… sekarang kita makan dulu yukk”
Putri Anastasya : “Iyaa huhuhuu…..”
Putri Anastasya pun setuju dengan rencana Raja Edward dan Ratu Enn. Dengan begitu Raja Edward langsung menyuruh semua pengawalnya untuk mengumpulkan warga di alun-alun desa besok pagi.
Esoknya…
Tejo : “Bang Jonoooo ayooo warga-warga udah pada berangkat tuh di alun-alun!!”
John : “Ehh dasar tompelz! Berani beraninya kamu panggil aku Jono, Panggil aku JOHN!!! Bentar keleess ini masih pake gel rambut biar ganteng”
Tejo : “Haduh iyawes….iyawes Bang John. Aduh lama banget!! Cepetan ntar terlambat. Kata pengawal kerajaan, ada berita penting!”
John : “Iya….iya sabar toh pelz. Toh ya aku pake ginian buat kamu. Biar kamu gak malu punya abang ganteng kaya aku”
Tejo : “Hadeh….yang ada aku malu punya abang yang alay bin ngondek kaya kamu bang!”
John : “Ngondek gundulmu!” (menjendul kepala Tejo)
“Ehh pelz, bentar-bentar” (merogoh-rogoh saku celananya)
Tejo : “Aduh apa lagi sih? Mau pake lipstik?”
John : “Bukan!!! Aku mau update status facebook dulu” (mengetik di facebooknya “OTW alundh2 desa, dandan doeloe biar chakepzzz”)
Tejo : “Ya Amplop, Ya surat, Prangkooooo……duuuhhh!!!! Iyowes tak tinggal wae awakmu!!!” (medhoknya kumat)
John : “Ehh tompelz tunggu aku doonggg”
Banyak warga desa yang sudah berkumpul disana. Termasuk Tejo dan Jono. Pengawal-pengawal kerajaan pun tengah mempersiapkan podium untuk tempat sang Raja berbicara. Akhirnya setelah waktu berjalan 15 menit semua warga desa telah terkumpul dan pihak kerajaan telah siap untuk mengumumkan berita sayembara itu.
Raja : “Selamat pagi rakyatku. Dipagi yang cerah ini marilah kita bersyukur terlebih dahulu, karena kita masih diberi kesempatan untuk berkumpul di alun-alun desa ini. Alhamduuu….lillaaahhhh… Dikesempatan ini aku ingin menyampaikan tentang rencana sayembara yang akan diadakan. Sayembara ini dikhususkan untuk semua bujang di desa ini. Karena putriku, Putri Anastasya sedang dilanda galau akut hingga membuatnya tidak henti-hentinya menangis. Maka barang siapa yang bisa menghentikan tangisan putriku dan bisa membuat putriku Putri Anastasya move on, ia layak untuk menjadi menantuku alias suami Putri Anastasya. Silahkan bagi para bujang di desa ini yang berminat mengikuti sayembara ini bisa langsung isi formulir pendaftaran di sebelah sana. Besok sayembara akan dibuka dari jam 7 pagi sampai jam 12 malam”
Berbondong-bondong bujangan di desa BSSSK mendaftarkan diri untuk mengikuti lomba makan krupuk….eh salah maksutnya sayembara menghibur sang putri. Siapa coba yang gak mau ikut sayembara ini secara Putri Anastasya itu cantik bangetzz putri kerajaan pula meskipun rada o’on dan lebay. Tak terkecuali John dan Tejo. Mereka antusias sekali ingin ikut sayembara ini. Setelah selesai mendaftar mereka berdua bergegas pulang dan mempersiapkan strategi untuk memenangkan sayembara ini.
John & Tejo : “Maaaakkkkk…..”
Mak Ijah : “Eh dua perjaka emak udah pulang, ada berita apa le dari kerajaan?”
John : “Ada sayembara mak, kata Raja Edward Barang siapa yang bisa menghentikan tangisan putriku dan bisa membuat putriku Putri Anastasya move on, ia layak untuk menjadi menantuku alias suami Putri Anastasya” (Bergaya ala Raja Edward saat berbicara dia atas podium tadi pagi)
Mak Ijah : “Terus kamu ikut?”
John : “Yaiyalah mak , masa Yaiyalai. Duren aja dibelah bukan dibelai”
Mak Ijah : “Kalau kamu ikut Jo’?”
Tejo : “Ikut mak”
Mak Ijah : “Hah? Aduh aduh kalian iki piye toh? Mbok ya kalian itu sadar diri kalian itu siapa ndak mungkin bisa jadi menantu kerajaan. Apalagi kamu jo’! Opo toh ya kamu ndak malu sama tompel bunder mu sing gedhe banget iki”
Tejo : “Emang kenapa toh mak sama tompelku?”
Mak Ijah : “Oalah lee…lee… mbok ya ngaca toh tompelmu itu segedhe gambreng mana ada cewek cantik yang mau sama kamu?? Apalagi ini Putri Anastasya! Anaknya Raja Edward!!”
Tejo : “Tapi kan mak se enggaknya aku usaha mak, mau nggak mau ya itu urusan belakang”
John : “Udahlah pelz, kamu ikutin apa kata emak aja. Ngaca dong adekku yang jelek, item, dekil, bau sayur, tompelen, idup pula, iuuuhhh. Kalo abang jadi kamu ya mending aku ngga ikutan sayembara nih dari pada ntar dikira aku monster nyasar di kerajaan”
Tejo : “Jahat banget kamu John, kan aku juga pengen ikut…..”
Mak Ijah : “Wes wes…mending kalian ndak usah ikut dari pada malu-malu in emak nanti.”
John & Tejo : “Yahh tapi maakkk…..”
Mak Ijah : “Wes sekali nggak ya nggak. I don’t care” (mbacanya sesuai tulisan)
John & Tejo : “Ay-Don-ker maakkkk”
Mak Ijah : “Iyawes itulah pokokke kalian gak boleh ikut!”
John dan Tejo pun galau karena emak mereka tidak mengizinkan mereka ikut sayembara padahal mereka pingin banget ikut sayembara itu. John memilih untuk update status di facebook sementara Tejo hanya merenung lalu pergi keluar rumah untuk mencari angin. Tejo bingung ia harus bagaimana. Sebenarnya ia ingin sekali ikut sayembara itu tapi emak Ijah tidak mengizinkannya. Tiba-tiba terdengarlah suara wanita sedang tertawa dan membubarkan lamunan Tejo.
Ibu Peri : “Hihihihihi”
Tejo : “Siapa kamu??”
Ibu Peri : “Hiihihihi…..uhukkk..uhuukk…. ehem..hemm…..hai Tejo!”
Tejo : “Maaf nenek ini siapa ya? Kok bisa tau namaku?”
Ibu Peri : “Whaaattt??? Nenek???? Wajah imut-imut kaya nikita willy gini dibilang nenek??? Dasar tompel!!!!”
Tejo : “Maaf….maaf nek…eh maksut saya tante eh mbak eh ses eh aduh Tejo harus manggil apa ini??”
Ibu Peri : “Aduuhh rempong amat kamu mas tompel , panggil aja aku Aura Kasih!”
Tejo : “Aura Kasih? Siapa itu? Apa itu pedagang ayam yang biasanya jualan pagi-pagi di pasar?”
Ibu Peri : “Aduh udah tompelen o’on pula. Udah-udah panggil aku Ibu Peri!”
Tejo : “Oh ibu peri? Ibu peri kok bisa tau kalau namaku Tejo?”
Ibu Peri : “Yap, ya tau dong . Namanya juga ibu peri! Kamu lagi galau ya gara-gara nggak dibolehin emak mu ikut sayembara kaannn????”
Tejo : “Wah ibu peri hebat deh, bisa tau semua tentang Tejo”
Ibu Peri : “yaiyalah gue gitu loohhh…Lagi pula ngapain sih kamu galau? Kan kamu bisa ikut secara diem-diem tanpa ketahuan emak mu”
Tejo : “Iya sih ibu peri, tapi kalau dipikir-pikir emang apa yang dikatakan emak bener juga. Meskipun aku ikut sayembara aku gak bakal bisa ndapetin Putri Anastasya secara Tejo kan miskin, jelek, item, dekil, tompelen pula!”
Ibu Peri : “Ya bener juga sih kata emakmu kalo kamu itu miskin, jelek, item, dekil, dan bertompel. Tapi apa salahnya mencoba ya kan?”
Tejo : “Tapi aku nggak pede sama Tompel ku yang buesar banget ini ibu peri” (menundukan wajahnya)
Ibu Peri : “Hmmmm tapi kamu pengen banget ikut kan?”
Tejo : “Pengen banget ibu peri!!”
Ibu Peri : “Baiklah, besok kamu bangun subuh-subuh ya. Tapi kamu harus bangun duluan. Jangan sampe emak mu yang bangun duluan. Ntar kita ketemuan di belakang rumahmu!”
Tejo : “Emang kita mau ngapain ibu peri?”
Ibu Peri : “Aduh pliisss deehhh jangan kepo, lihat aja besok! Jangan lupa mandi dulu”
Tejo : “Hmmm iyadeh”
Keesokan harinya…..
Tejo menuruti perintah ibu peri untuk menuju ke belakang rumah subuh-subuh saat emaknya masih tertidur. Dan ibu peri pun akhirnya datang juga.
Ibu Peri : “Hihihihihi” (terbang)
Tejo : “Ssstttt!!!! Ibu peri jangan keras-keras nanti emak keburu bangun!” (berbisik)
Ibu Peri : “Oh maafmaaf aku lupa Hehe. Okeh kamu udah mandi belum?”
Tejo : “Udah dong”
Ibu Peri : “Pinter! Sekarang kamu pejamkan matamu”
Tejo pun memejamkan matanya lalu ibu peri mulai membacakan mantranya.
Ibu Peri : “Bimsalabimabrakadabrahbrahbrahbrah…!!! *cliingg* nah coba ngaca deh!”
Tejo pun mengaca. Ia sangat kaget saat melihat tompelnya hilang seketika sesekali merabanya untuk memastikan bahwa tompel nya benar-benar hilang.
Tejo : “Waahhhh tompel segedhe gambreng ku hilang . waaahhh terimakasih ibu peri”
Ibu Peri : “Eeeeaaaeeeaaaa….. oh ya aku udah buat ibumu tertidur pulas dan gak bakal bangun sampai besok pagi efeknya Cuma sehari kok jadi tenang aja”
Tejo : “Baiklah terimakasih banyak ibu peri. Dengan begini aku jadi pede ikut sayembara!”
Ibu Tiri : “Eiittss jangan seneng dulu! Itu tompel bakal hilang sementara. Wajahmu bakal mulus tanpa tompel cuma sampai jam 12 malam doang. Setelah itu tompelmu bakal muncul lagi”
Tejo : “Yah kok Cuma sampe jam 12 aja sih ibu peri. Kok gak selamanya aja”
Ibu Peri : “Kamu ini, udah ditolongin bukannya terimakasih malah protes! Lagian aku ini masih amatir kelleess, jadi ya segitu-segitu aja sihirku”
Tejo : “Iyadeh iyadeh mangap….eh maap maksutku”
Ibu Peri : “Iyaudah ndang berangkat gih!”
Tejo : “Apa? Tapi ini kan masih jam 5 pagi ibu peri”
Ibu Peri : “Oh iya, halah gapapa jo. Kamu jalannya slow motion aja. Yasudah aku balik dulu bentar lagi ada sinetron kesayanganku. Daaahhh Tejo, Good luck yaaa!” (terbang)
Tejo : “Ibu peri yang alay”
Tejo pun berangkat menuju istana. Ia sama sekali tidak melihat batang hidung abangnya. Mungkin abangnya pergi secara diam-diam ke istana agar tidak ketahuan emaknya. Tepat pukul 06.00 Tejo sampai di istana. Tidak seperti yang ia fikir, ternyata sudah banyak para lelaki bujang yang menunggu dimulainya sayembara. Tejo kembali tidak pede karena melihat saingannya yang sangat banyak.
Pukul 07.00 sayembara pun di mulai, pengawal pun mulai memanggil satu persatu nama yang sudah di isikan di formulir pendaftaran. Tejo pun menunggu sampai namanya dipanggil. Lama sekali ia tidak dipanggil-panggil. Setelah cukup lama ia menunggu ia melihat abangnya keluar dari istana dengan menangis. Tejo menyimpulkan abangnya sudah pasti gagal menghibur putri. Melihat abangnya seperti itu nyalinya makin ciut.
Pukul 23.55, akhirnya nama Tejo dipanggil juga! Namun sampai menit terakhir belum ada satu pun peserta yang bisa menghentikan tangisan Sang Putri. Tejo adalah harapan terakhir bagi kerajaan. Dengan nyali yang tinggal seperempat jari kelingking ia masuk kedalam istana.
Raja : “Silahkan emmm , waktunya hanya 5 menit”
Tejo pun masuk ke kamar Putri Anastasya. Ia gugup sekali sampai-sampai keringatnya yang segedhe jagung mulai bercucuran.
Tejo : “Putri….?”
Putri Anastasya : “huhuhu….i…i…iyaaahuu…hu..hu…”
Tejo : “anu…emmm”
Tejo bingung harus berbuat apa untuk menghentikan tangisan putri. Tejo mencoba mengajak putri berbicara namun putri hanya menangis. Tejo pun mematung. Waktu sudah berjalan 4 menit. Tejo mulai takut. Ia pun melakukan hal bodoh. Joget-joget tidak jelas. Namun nihil, Putri Anastasya tidak merespon dan tetap menangis. Tejo kehabisan akal. Hingga waktu pun menunjukan pukul 12 malam.
Tiba-tiba tangisan Putri Anastasya berhenti dan menatap wajah Tejo dengan pandangan aneh. Seketika Putri Anastasya langsung tertawa terbahak-bahak. Tejo pun bingung dengan sikap Putri Anastasya.
Putri Anastasya : “Huahahahahahahahahahahahhahahahahhahaha”
Tejo : “Ada apa tuan putri? Kok tertawa?”
Putri Anastasya : “Huahahaha… coba ngaca deh” (nyodorin kaca)
Tejo pun sangat terkejut melihat wajahnya. Tompel itu muncul lagi! Ia lupa jika jam 12 mantra ibu peri akan hilang.
Putri Anastasya : “Huahahaha wajah kamu lucu deh, nama kamu siapa sih?”
Tejo tidak menjawab, ia terus merogoh-rogoh sakunya mencari sesuatu untuk menutupi tompelnya ini. Namun sayangnya tidak ada.
Tejo : “Ahhh kacau!” (bergumam)
Tanpa babibu Tejo pun langsung keluar dan pergi meninggalkan istana. Ia benar-benar malu. Sementara di kerajaan, Raja Edward yang mendengar tawa sang putri langsung menuju ke kamar putri.
Raja Edward : “Ada apa putri?”
Putri Anastasya : “Ayah…ayah…. Laki-laki itu kemana? Iaaa sudah berhasil menghiburku dengan wajah bertompelnya. Ya ampuuunnn ayah tompelnya itu imuuttt banget. Aku mau ketemu laki-laki itu ayaaahhh”
Raja Edward : “Tompel?”
Putri Anastasya : “Iya ayah, coba ayah suruh pengawal ayah buat cari dia”
Raja Edward : “Iyaaa putriku, kalau tidak salah namanya Tejo”
Putri Anastasya : “Tejo? Nama yang lucu hahaha besok ya ayah. Sumpah tompelnya itu loohh yaahhh”
Raja Edward : “Iya putriku besok kita akan kesana”
Putri Anastasya : “Oke , kalau pun dia jadi suami ku aku mau kok. Meskipun tampangnya gak ganteng ganteng amat. Tapi tompelnya ngegemesin”
Raja Edward : “Baiklah putriku, siapapun yang kau pilih ayah setuju-setuju saja. Asal kamu bahagia”
Keesokan harinya Raja Edward, Ratu Enn, Putri Anastasya dan beberapa pengawalnya pergi ke Tejo.
Tokk….tokk….tokkk..
Mak Ijah :”Iya siapa?” (membuka pintu)
“Oh Raja Edward, Ratu Enn, dan Putri Anastasya! Ada apa gerangan Raja,Ratu, dan Putri kemari?”
Raja Edward : “Begini Mak Ijah, apakah boleh saya bertemu dengan Tejo?”
Mak Ijah : “Tejo? Boleh boleh silahkan masuk. Tejooooo ada tamu yang ingin bertemu denganmu le”
Tejo pun datang menghampiri emaknya.
Tejo : “Ada Apa mak?”
Mak Ijah : “Ini Raja, Ratu, dan Putri ingin bertemu denganmu”
Tejo pun terbelalak kaget melihat keluarga kerajaan datang.
Putri Anastasya : “Ini dia orangnya” (menunjuk Tejo)
Raja Edward : “Tejo , kami ingin bicara sebentar”
Tejo : “Bi…bi…bicara a..apa rrrrajaa?” (gagap)
Raja Edward : “Begini Tejo kami ingin memberitahukan pemenang sayembara kemarin adalah kamu?”
Mak Ijah : “Sayembara? Tejo apa kamu ikut sayembara itu?”
Tejo : “I…iya mak”
Mak Ijah : “Tejo….kamuu”
Raja Edward : “Begini mak dari 204 peserta Cuma tejo yang bisa menghentikan tangisan putri saya”
Mak Ijah : “Taa…tapii kami ini dari keluarga miskin, ah ya masa besanan sama keluarga kerajaan. Lagi pula Tejo itu jelek loh putri, tompelen pula”
Putri Anastasya : “Gapapa mak, saya suka kok sama Tejo. Dia sederhana, polos, dan saya suka banget sama tompel Tejo mak. Imuuuttt”
Ratu Enn : “Iya tidak apa-apa mak, Tejo itu anak yang baik emak harus bangga sama Tejo. Dan kami ingin berterima kasih karena Tejo telah menghentikan tangisan Putri Anastasya yang sudah seminggu lebih tidak berhenti-berhenti”
Raja Edward : “Jadi bagaimana jo, kamu mau menerima hadiahmu? Menjadi suami Putri Anastasya?”
Tejo : “Mauu….mau baginda Raja”
Raja Edward : “Bagus, bagaimana mak?”
Mak Ijah : “Saya setuju-setuju saja”
Raja Edward : “Baiklah pernikahan Tejo dan Putri Anastasya akan segera digelar”
Mendengar perkataan Raja Edward, Tejo sangat senang. Ia tidak menyangka akan menikah dengan putri cantik Anastasya. Tiba-tiba John datang, mendengar pembicaraan mereka John syok dan penyakit alay nya mulai kumat. Benar-benar mengganggu endingnya ajah!
John : “Whaaatt? Kok bisa si tompel yang nikah sama Putri Anastasya sih! Putri, kan aku sama Tejo ganteng aku . Apa putri nggak lihat tuh item-item diwajahnya? (nunjuk tompelnya tejo) Itu tompel segedhe gambreng, iiuuuhhh bangetss putrii!!!”
Putri Anastasya : “Emang, kamu ganteng, dan Tejo jelek. Tapi Tejo gak sealay kamu! Lagi pula apa salahnya sih bertompel? Apa kamu nggak liat apa? Tompelnya itu imuuutt banget!”
John : “Yaahh…tapii…”
Raja Edward : “Sudah…sudah”
Mak Ijah : “Jono! Udah jangan malu-maluin. Putri lebih milih Tejo, kamu jangan maksa dong!”
John : “Aaauukkk aahhh geyap” (langsung ngacir ke kamar)
Mak Ijah : “Eh Jono mau kemana???”
John : “JOHN mak bukan Jono!!! Mau update status Aqw galaw cz Disleding adegh qu cendiri neh”
Mak Ijah : “John! Aduh punya anak kok alay! Kamu ini malu-malu in emak aja!”
Raja Edward : “Sudah…sudah emak jono jangan berkelahi”
John : “John paduka raja! J-O-H-N John! Bukan Jono”
Raja Edward : “Iyaiya maaf, Putri Anastasya sudah memilih Tejo sebagai pemenangnya kamu harus sportif”
John : “Yaudah deh aku ngalah demi adekku tercinta. Selamat deh, congrats eeaaa.”
Tejo : “Oke bang, thanks”
Putri Anastasya : “Horeee aku nikah sama Tejo”
Tejo : “Horeee aku nikah sama Putri”
Putri Anastasya : “I love you Tejo”
Tejo : “I love you Putri”
Akhirnya Tejo dan Putri Anastasta bisa bersatu. Dan kerajaan akan segera menggelar pernikahan mereka berdua. Apa yang dianggap Tejo sebuah mimpi, kini telah terwujud. Tejo…….
Ibu Peri : “Hihihihihi…….Sini biar aku bacain endingnya. Masa dialogku cumin dikit? Aku kan juga pengen eksis. (menyaut naskah)
“Ehem..ehemm….Tejo akan selalu mencintai sang putri dan putri akan selalu mencintai tompelnya Tejo. Eh salah maksut saya Tejo. Mereka akan menikah, punya anak, dan bahagia selamanyaaaaaa……Sampai maut memisahkan mereka”
~AKHIR~



Maaf kalo ga nyambung, typo, dan geje haha . Selamat membaca.... :)))


Tidak ada komentar:

Posting Komentar